Oki menjelaskan melalui akun Instagramnya bahwa dirinya merasa beruntung bisa membaca Alquran di hadapan Syaikh setelah dipertemukan oleh suaminya, Ori Vitrio Abdullah.
“Hari ini bersejarah untuk saya. Tepat 9 bulan yang lalu (September 2019) suami , @oryvitrio, mengantarkan saya bertemu dengan Syaikh @ma.abdlaziz.ads untuk meminta izin membaca keseluruhan isi Al Quran di hadapan beliau,” kata Oki mengawali kalimat di Instagramnya.
Wanita berumur 31 tahun itu pun kemudian mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih dalam mengenai bacaan Alquran.
“Beliau meminta saya membaca di hadapan beliau beberapa halaman sebagai permulaan dan Alhamdulillah mengizinkan saya untuk belajar dengan beliau di hari-hari berikutnya,” tambahnya.
Membaca Alquran yang baik dan benar memang tidak mudah, bahkan pelafalannya pun harus tepat. Karena setiap hurufnya bisa bermakna berbeda, jika diucapkan tidak sesuai. Bahkan ustadzah Oki pun harus berkali-kali mengoreksi bacaan Alquran-nya, meskipun sudah khatam.
“Selesai khatam sekali, ternyata beliau meminta saya kembali mengulang dari awal. Hari demi hari berlalu, kesalahan demi kesalahan terus diperbaiki oleh beliau,” lanjutnya.
Hingga akhirnya, Oki Setiana Dewi berhasil membaca sesuai dengan bacaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yakni bacaan yang sampai pada riwayat Hafs an Ashim.
“Hari ini, Syaikh memberikan saya ijazah sanad bacaan riwayat Hafs an Ashim. Selembar kertas berisikan sanad yang menerangkan tentang bagaimana sebuah model bacaan Alquran diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, sampai ke Syaikh Mahmud sebagai guru saya, lalu sampai pada saya,” tegasnya.
“Serta tak berhenti untuk belajar mendalaminya. Doakan saya, sahabat.. saya sadar , saya terlambat dalam mempelajarinya namun saya mau belajar dan terus belajar. Doakan sy istiqomah dengan quran ini..” pungkas Oki.
Dikutip dari Nu.or.id, riwayat Imam Hafs menjadi riwayat bacaan Alquran paling banyak dibaca. Terlihat dalam jejak rekam pengembaraan Imam Hafs, beliau pernah mengembara dan tinggal di dua negara yang pada saat itu sebagai ibu kota.
Jumlah murid Imam Hafs di dua negara tersebut pun sangat banyak. Dan kemudian mereka menyebarkan riwayat ke negaranya masing-masing. Maka tidak aneh, jika bacaan riwayat Imam Hafs menjadi tersohor di dunia.
Di sisi lain, hampir seluruh Alquran dicetak menggunakan riwayat Imam Hafs. Pada tahun 1106 Hijriyah, Alquran yang dicetak di Jerman pun menggunakan riwayat Imam Hafs. []

Posting Komentar
Posting Komentar